SERUAN AKSI MENYIKAPI PEMBUNUHAN 1 ANAK SMP DI KAB.DOGIYAI, DISTRIK KAMUU TIMUR (UGAPUGA)
PERTUMPAAN
DARAH TERJADI KARENA KURANG PROFESIONALISME APARAT KEAMANAN TERHADAP
MASYARAKAT DI DAERAH TERPENCIL
Terjadi pertumpaan darah lagi di Ugapuga Distrik Kamuu
Timur Kabupaten Dogiyai pada kamis malam sekitar pukul 10 wpb, oleh
aparat keamanan yang bertugas di wilayah MEEPAGO. Pertumpahan
darah bisah terjadi karena pemalangan jalan poros Nabire – Paniai
oleh beberapa pemuda setempat lantaran kendaraan menabrak anjing yang
sementara berburu bersama pemuda – pemuda tersebut. Setelah anjing
mati mereka turun memalang dijalan sekitar pukul setengah 6 (enam)
sampai setengah 10 (sepuluh ) malam, hanya ada 4 kendaraan mobil yang
lewat yakni 2 kendaraan dari arah Kabupaten Nabire ke Kabupaten
Deiyai/Paniai dan 2 kendaraan mobil dari arah Kabupaten Deiyai/Paniai
ke Kabupaten Nabire. Sebelumnya mereka menggantung anjing yang sudah
ditabrak,
diatas kayu buah Sebagai barang bukti untuk memperjelas tujuan
pemalangan mereka, sehingga beberapa mobil yang lewat menyumbang
sesuai target bayaran yang mereka tentukan.
Setelah 4 kendaraan mobil itu lewat jalan sudah sepih
hingga pukul 10.00 malam wpb, mereka sedang siap - siap mau pulang
ada 1 (satu) kendaraan dari arah kabupaten Deiyai dan Paniai muncul
dalam keadaan lampu mobil mati. Saat
itu pemuda belum
bubar,
jadi 2 pemuda tahan mobil dan menagi dan yang lain disamping ruas
jalan.
Tagihan dilakukan oleh Yoseni Agapa siswa kelas 2 SMP
Boduda Distrik Kamuu Timur, berdiri diarah kiri mobil dan kena
peluruh besi lalu mati tempat, sedangkan Melianus Motte baru tamat
SMP Boduda, diarah kanan mobil kenah alat tajam dibagian tangan dan 8
yang lainnya berhasil melarikan diri dari tempat kejadian. Kejadian
penembakan rentetang terjadi tanpa ada komunikasi, minta keterangan
dan tanpa peringatan teguran mengeluarkan tembakan kepada kelompok
pemalangan menggunakan alat Negara sehingga 1 orang mati tempat kenah
peluruh.
Kejadian penembakan kepada masyarakat Papua lebih khusus
Kabupaten Dogiyai cukup sadis artinya pelanggaran yang dibuat
masyarakat tidak setimpal dengan tindakan aparat keamanan yang cukup
kriminalistis hingga korban nyawa. Beberapa tahun belakangan ini yang
terjadi di kabupaten Nabire, Dogiyai, Deiyai dan Paniai hanya
pemalangan jalan, minum mabuk dan berjudi togel ditembak mati oleh
keamanan Negara. Sedangkan para koruptor – koruptor Negara diproses
melalui riil aturan secara baik tanpa ada gangguan keamanan, tetapi
penerapan riil aturan terhadap rakyat kecil yang ada di daerah
terpencil cukup kecam. Pihak aparat keamanan perlu ketahui bahwa
rakyat kecil yang ada di daerah terpencil memiliki pengetahuan yang
terbatas. Sehingga aparat keamanan yang bertugas didaerah baru harus
bertindak secara professional.
Pihak keamanan yang bertugas di pedalaman Papua
khususnya daerah MEEPAGO sangat komunikatif soal komunikasi dengan
masyarakat setempat. seandainya pihak keamanan berkomunikasi secara
baik dan lancar
dengan masyarakat untuk mencari solusi pasti saja mereka akan
berpikir dan ikuti arahan tetapi pihak aparat keamanan bersifat
membiarkan dan mengandalkan alat Negara untuk menyelesaikan proses
persoalan. Jadi pada intinya “melalui kontak senjata tak ada akhir
yang baik tetapi melalui komunikasi akan menemukan solusi yang dapat
memuaskan kedua belah pihak.
Dihadapan prajurit TNI/POLRI, Presiden Indonesia Ir.
JokoWidodo minta agar tidak saling curiga atau saling tidak percaya
antara TNI/POLRI dengan masyarakat yang ada di tanah Papua. sebagai
panglima tertinggi, Jokowi minta kepada jajarannya agar tidak lagi
menggunakan pendekatan militeristik atau paradigma lama yang melekat
di tubuh satuan ini untuk membangun rakyat dalam mencapai
kesejahteraan. Jokowi minta kepada TNI/POLRI di Papua agar dapat
merubah paradigma yang selama ini melekat pada TNI/POLRI yaitu
pendekatan keamanan yang represif, ini adalah larangan keras kepada
petinggi TNI/POLRI beberapa waktu lalu di media. Penyampaian larangan
kepala Negara RI sudah sampaikan kepada petinggi TNI/POLRI tetapi
sampai kapan merubah pradigma lama itu diatas tanah papua?.
Sudah puluhan tahun pihak TNI/POLRI ditugaskan di
seluruh Indonesia dengan tugas dan tanggung jawab yang sama bahkan
pendidikan pun sama, tetapi impelementasi di Papua terlihat jauh
berbeda dengan daerah lain di Indonesia. Melihat dengan keadaan yang
berjalan, hubungan pendekatan TNI/POLRI kepada masyarakat non papua
sangat erat, sedangkan pendekatan TNI/POLRI dengan masyarakat papua
cukup rumit dan selalu bertolak belakang. Dari segini, pihak
TNI/POLRI belum berhasil membangun pendekatan pihak aparat keamanan
kepada masyarakat papua. Dengan daya upaya mereka untuk membangun
pendekatan yang cukup sistematis, strategis dan relevan kepada
masyarakat papua tetapi terlihat belum terwujud dan tak berhasil.
Oleh karena itu, pihak keamanan mengambil sikap tegas dan keras demi
membangun hubungan erat dengan masyarakat Papua namun tidak
terlaksana sesuai harapan mereka. Sikap tegas dan keras membuat
masyarakat Papua lebih jauh dan selalu menjadi musuh berat, artinya
bahwa pihak TNI/POLRI tidak berasil dalam pendekatan dengan
masyarakat Papua. Dengan demikian aparat keamanan datang ke Papua
bukan untuk melindungi, mengamankan dan mengayomi rakyat Papua tetapi
kehadiran mereka untuk membunuh dan membiarkan rakyatnya.
Selalu lain wujud penanganan masalah di kabupaten MEEUWO
pada umumnya Pegunungan bahkan Papua seluruhnya jauh berbeda dengan
kabupaten lain di Indonesia. Terlihat lain karena tindakan –
tindakan persolan kecil bisah menjadi persolan besar sedangkan
persoalan – persoalan besar bisa menjadi persoalan kecil, hal ini
dapat membingunkan masyarakat Papua. Apakah kurang diberikan
pengetahuan dan pembinaan dari atasan? Ataukah dibuat – buat oleh
oknum tertentu untuk memusnahkan ras Malanesya?
Kita dapat menganalisa bahwa ada tujuan tertentu yang
sedang targetkan oleh elit – elit tertentu didalam satuan
TNI/POLRI. Seandainya tidak ada tujuan tertentu, tidak munking
mengeluarkan peluruh untuk menembak manusia. Manusia adalah ciptaan
ALLAH yang paling mulia, dengan demikian tak munkin manusia menembak
manusia, kecuali setang yang bisah membunuh manusia. Dengan persoalan
seperti ini dapat mengidentifikasi bahwa didalam tubuh TNI/POLRI
sudah dirasuhi hal buruk. Maka itu pimpinan daerah “BUPATI, DPRD
dan toko – toko masyarakat penting untuk mengontrol pihak TNI/POLRI
yang tugas di daerah.
Sungguh sangat ironis, Petinggi – petinggi
Negara menggelapkan puluhan juta rupiah ketimbang rakyat kecil
meminta kerugian menabrak anjing piara dengan 50 ribuh – 100 ribuh
rupiah ditembak mati. Bisah ditembak mati kecuali rakyat kecil
mendirikan Negara sendiri. Dimanakah tindakan keadilan? Adakah rasa
kemanusian atau tidak? Seolah –
olah aturan di Repoblik ini berlaku hanya pada rakyat kecil.
Kita kembali mengoreksi bahwa penangan masalah
pelanggaran berat seperti membunuh orang, korupsi miliaran rupiah
diproses secara aman dan benar berdasarkan mekanisme sedangkan hanya
memalang jalan karena menabrak anjing ditembak mati tempat. Kalau
belum tau jangan bikin tau-tau, kalau tidak mampu jangan anggap hebat
dan mampu dengan alat Negara itu. Kami pihak keluarga limpahkan darah
manusia dipundak TNI/POLRI dan Selamat menjalankan tugas keamanan
Negara dengan darah manusia yang Tuhan beri kepada setiap manusia di
dunia ini.
Tindakan
aparat keamanan di Nabire, Dogiyai, Deiyai dan Paniai perlu
indetifikasi tuntas ada apa ditembak tanpa alasan prinsipil.
Keluarga
korban
Marthen
agapa