Surabaya_ dua
warga sipil di tabrak oleh truck penganggkut barang milik TNI-POLRI pada selasa
06/05/2014 di kab. Dogiyai pukul 06.40 wpb.
Kedua warga
sipil adalah Yunsen Kegakoto (18) dan Jhon Anou (18) di Epeida kab. Dogiyai.
Akhirnya masyarakat
tidak menerima kejadian itu, dan mengamuk di depan kantor polisi sektor Kamu. Hingga
polisi pun bertindak dengan kekuatan senjata dan menembak 3 warga sipil sekitar
10.00 wpb di kota moanemani.
Ketiga warga
yang di tembak Brimob adalah 1. Anton Edowai(32) mengenai paha, 2.Yulius Anou
mengenai dada dan 3. Jhon Anou (18) keadaan kiris, via massage oleh Beny Goo (Mesak
Pekei)
Majalah
selangka.com >
Dogiyai,
MAJALAH SELANGKAH -- Pagi
tadi, Selasa (06/05/14), sekitar pukul 06.40 WIT, Justen Kegakoto dan Lasarus
Anouw ditabrak truk barang hingga tewas di Epeida, Jalan Trans
Nabire-Ilaga, Moanemani Ibu Kota Kabupaten Dogiyai, Papua. Sopir truk
lari dan mengamankan diri di Polsek Moanemani.
Warga yang tidak terima dengan peristiwa ini datang ke Polsek Moanemani meminta aparat kepolisian menyerahkan sopir truk itu untuk dimintai pertanggungjawaban. Polisi melakukan negosiasi, tetapi tidak membuahkan hasil. Warga marah dan melempari Polsek dan Pos Brimob di Moanemani.
Menyikapi hal itu, Brimob mengeluarkan beberapa kali tembakan peringatan dan mengenai 3 orang warga. Mereka atas nama Sepnat Anouw terkena peluru kikis di dada dan mengakibatkan luka cukup dalam, Anton Edowai tertembak di paha kiri, dan Gayus Auwe terkena serpihan peluru di dada dan kaki kiri.
Sementara itu, seorang tukang bangunan bernama Melky (warga Toraja) ditemukan tewas di belakang pos Brimob, tepat di areal bangunan yang sedang dikerjakannya. Ia dikabarkan ditikam oleh warga yang tidak terima dengan penembakan yang dilakukan Brimob. Sementara, satu orang tukang bangunan lainnya terkena lemparan batu di kepada dan mengalami luka.
Korban tewas (Melky) dan korban luka-luka lainnya, siang tadi, dibawa ke Nabire menggunakan AviaStar. Sementara, 2 korban tabrakan masih disemayamkan di rumah keluarga di Dogiyai.
Pantauan majalahselangkah.com, korban tewas (Melky) langsung dibawa pulang oleh keluarga ketika tiba di Nabire. Sementara, 4 korban luka-luka sedang dirawat intensif di RSUD Nabire.
Hingga berita ini ditulis, keluarga dan kerabat 4 korban luka-luka itu memadati RSUD untuk memastikan keadaan mereka.
Sementara, aparat kepolisian sedang berjaga-jaga di sana bersenjata lengkap. Situasi di RSUD kondusif. Sementara, kondisi di Dogiyai dikabarkan mencekam, tidak ada aktivis masyarakat dan perkantoran.
Yonatan Kegakoto, keluarga korban, kepada sejumlah wartawan di depan RSUD Nabire mengatakan, pihaknya menyesalkan kelambanan aparat untuk tangani kasus ini saat kejadian pagi hari.
"Kalau begitu dengar ada tabrakan, polisi mestinya datang ke lokasi untuk mengambil data. Trus, melakukan komunikasi dengan keluarga korban agar konflik tidak meluas dan tidak korban seperti ini," tuturnya.
Yonatan menghimbau kepada semua keluarga untuk menahan diri agar konflik tidak meluas. "Saya mau masalah ini tidak meluas. Saya tidak ingin pelayanan pemerintahan di Dogiyai dan Nabire menjadi terganggu. Saya juga tidak mau ada korban baru. Aparat harus segera tangani secara profesional dan masyarakat mencari solusi damai agar tidak ada korban lagi," harap Yonatan.
Diketahui, polisi hingga saat ini belum memberikan keterangan soal plat nomor polisi truk dan nama sopir yang menabrak untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Komunikasi majalahselangkah.com dengan Kapolres Nabire dan Kapolsek Moanemani belum membuahkan hasil untuk meminta keterangan tambahan terkait peristiwa ini.
Warga yang tidak terima dengan peristiwa ini datang ke Polsek Moanemani meminta aparat kepolisian menyerahkan sopir truk itu untuk dimintai pertanggungjawaban. Polisi melakukan negosiasi, tetapi tidak membuahkan hasil. Warga marah dan melempari Polsek dan Pos Brimob di Moanemani.
Menyikapi hal itu, Brimob mengeluarkan beberapa kali tembakan peringatan dan mengenai 3 orang warga. Mereka atas nama Sepnat Anouw terkena peluru kikis di dada dan mengakibatkan luka cukup dalam, Anton Edowai tertembak di paha kiri, dan Gayus Auwe terkena serpihan peluru di dada dan kaki kiri.
Sementara itu, seorang tukang bangunan bernama Melky (warga Toraja) ditemukan tewas di belakang pos Brimob, tepat di areal bangunan yang sedang dikerjakannya. Ia dikabarkan ditikam oleh warga yang tidak terima dengan penembakan yang dilakukan Brimob. Sementara, satu orang tukang bangunan lainnya terkena lemparan batu di kepada dan mengalami luka.
Korban tewas (Melky) dan korban luka-luka lainnya, siang tadi, dibawa ke Nabire menggunakan AviaStar. Sementara, 2 korban tabrakan masih disemayamkan di rumah keluarga di Dogiyai.
Pantauan majalahselangkah.com, korban tewas (Melky) langsung dibawa pulang oleh keluarga ketika tiba di Nabire. Sementara, 4 korban luka-luka sedang dirawat intensif di RSUD Nabire.
Hingga berita ini ditulis, keluarga dan kerabat 4 korban luka-luka itu memadati RSUD untuk memastikan keadaan mereka.
Sementara, aparat kepolisian sedang berjaga-jaga di sana bersenjata lengkap. Situasi di RSUD kondusif. Sementara, kondisi di Dogiyai dikabarkan mencekam, tidak ada aktivis masyarakat dan perkantoran.
Yonatan Kegakoto, keluarga korban, kepada sejumlah wartawan di depan RSUD Nabire mengatakan, pihaknya menyesalkan kelambanan aparat untuk tangani kasus ini saat kejadian pagi hari.
"Kalau begitu dengar ada tabrakan, polisi mestinya datang ke lokasi untuk mengambil data. Trus, melakukan komunikasi dengan keluarga korban agar konflik tidak meluas dan tidak korban seperti ini," tuturnya.
Yonatan menghimbau kepada semua keluarga untuk menahan diri agar konflik tidak meluas. "Saya mau masalah ini tidak meluas. Saya tidak ingin pelayanan pemerintahan di Dogiyai dan Nabire menjadi terganggu. Saya juga tidak mau ada korban baru. Aparat harus segera tangani secara profesional dan masyarakat mencari solusi damai agar tidak ada korban lagi," harap Yonatan.
Diketahui, polisi hingga saat ini belum memberikan keterangan soal plat nomor polisi truk dan nama sopir yang menabrak untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Komunikasi majalahselangkah.com dengan Kapolres Nabire dan Kapolsek Moanemani belum membuahkan hasil untuk meminta keterangan tambahan terkait peristiwa ini.