PEMBAINTAIAN YANG TAK KUNJUNG BERAKHIR
AYAH CERITAKAN SEBUAH CERITA
TENTANG BURMA !
Dusun Burma memiliki kota
yang indah di tutupi dengan kayu Hitam dan kayu Jati, disitu juga terdapat
singga liar dan gajah-gaja. Disana juga terdapat batu safir seribu emas bahkan
memiliki batu ruby. jadi akhirnya, semua ini menjadi cerita karena semua yang
berharga di ambil orang, dan membuat mereka sangat miskin dari negerinya semua
itu diambil oleh Tentara yang datang dari jauh, (Rangoon 1947).
Saat itu, tentara menjemput
jendral Aung San Suu Kyi” di
kediaman rumahnya dan membawah ke kantor para toko pejuang Burma berada.
langsung seorang Jendral yang memimpin rapat tertutup dengan para took-toko
pejuang lainnya. Namun, para tentara itu, ternyata mendapatkan suapan dari
Negara. Tidak lama kemudian toko-toko pejuang itu di tembaki bersama Jendral Aung
San Suu Kyi” yang sedang
memimpin rapat perjuangan Negara Barma hingga nyawa melayang.
Jendral Aung San Suu Kyi” mempunyai satu istri dan satu anak perempuan.
Oxford 1998
Setelah beberapa tahun
kemudian, si gadis anak Jendral Aung San Suu Kyi” itu menikah dengan Prof. Michael, yang sering
disapa prof. Aris. Saat itu, mereka tinggal berpisah istrinya tinggal di Burma
dan suaminya di Oxford. Seorang suami
bekerja sebagai seorang Dosen di salah satu Universitas di Oxford, serta mereka memiliki dua (2) anak laki-laki Kim dan
Alexander, Prof. Aris mengalami penyakit kanker selama bertahun-tahun. Penyakit
kanker berjenis Prosted, dan di sarankan agar selalu menjaga saran dokter,
karena dia punya waktu hanya lima (5) bulan sampai lima (5) tahun.
Anak Jendral istri Michael
bernama Suu (Sebutan hari-hari). Jutaan orang di Burma mengharapkan suu agar
perjuangan mereka selalu demokrasi dan memihak rakyat Burma.
Suu juga selalu menuliskan
buku tentang perjuangan rakyat Burma, buku yang berjudul atau thema “ My
Father by Aung San Suu Kyi” Ayaku
oleh Aung San Suu Kyi. Oxford 1988,
keluarga Michael kembali tinggal bersama di Oxford
pada 1988. Sedangkan seorang ibu dari Suu yang lanjut usia masih tinggal di
Burma.
Pada tahun 1988, tayangan Tv
menayangkan pembantaian Demonstran para Mahasiswa Burma oleh para penguasa yang
menuntut keadilan, dan pembebasan rakyat Burma di jl. Rangoon. Tentara
menewaskan puluhan mahasiswa dalam jarak dekat dan sebagian luka berat.
Para demonstran meminta
kepergian La Junta yang memerintah Negara itu dengan tangan besi sejak
kudeta di tahun 1962. Saat itu, Razim Burma diakui sebagai salah satu yang
paling menindas dan rahasia. Meskipun pihak berwenang bersedi menghancurkan
pemberontakan tersebut. Kenyataannya di di alami seperti puluhan Mahasiswa di
bunuh, saat itu pula dukungan mulai berkembang dari setiap Negara atau penjuru
dunia.
Suu memutuskan untuk harus
balik ke Burma (Tempat asalnya) untuk menemui Ibunya yang lagi sakit di rumah
sakit di Burma. Suu mendapatkan Visa selama (sesuai kebutuhan) namun, ia di
jaga ketat saat pemeriksaan visa/pasward ternyata ia menggunakan nama lengkap
Ayahnya “Aung San Suu Kyi” seorang
Jendral yang di bunuh oleh tentara setempat. Kemudian, ketahuan pula profil
dari pada Suu.
Hadirnya Suu di Burma menjadi
bahan pembicaraan besar-besaran oleh para Penguasa atau para Tentara. Serta,
para tentara mengawasih setiap langkah dari Suu. Saat itu, pembantaian terus
bergulir di kalangan mahasiswa sampai di dalam Rumah Sakit. Para mahasiswa
serta anak sekolah yang berpakaian lengkap pun ikut demonstran hingga ribuan
mahasiswa dan anak sekolah di tembak, di bunuh. Para demonstran itu berteriak “
Perjuangan kita” sambil menggangkat poster Jendral Aung San Suu Kyi” nama bapaknya.
Rumah sakit di Burma menjadi
sasaran, serta seorang dokter terbunuh Sadis karena teriak menyampaikan
“Biarkan mereka, mereka adalah pasien”. Setelah beberapa jam kemudian, tayangan
Tv di dunia menyiarkan kejadian yang terjadi di Burma.
Suu mengunjungi kedutaan
besar Inggris yang ada di Burma, untuk menelpon suami dan anaknya karena susah
mendapatkan telephone di Burma serta masih diawasi setiap langkahnya. Kemudian,
Suu memilih untuk tinggal di rumah peninggalan ayahnya bersama dengan para
penjaga/pelayan rumah.
Para penguasa Burma menguasai
dan tetap memantau mengikuti setiap langkah dari Suu serta memperlambat
perjuangan yang harus DIA mulai dari mana. Para penguasa dan tentara melakukan
berbagai cara untuk memperlambat perjuangan Burma oleh (Suu).
Para penguasa mengijinkan
domontstran besar-besar tanpa pembantaian sebelumnnya, namun Jendral tentara
mengutuskan untuk semua posko perjuangan yang ada di Burma dibongkar serta menangkap semua aktivis Burma
dan dipenjarakan. Ketegasan ini, membuat para aktivis Burma tertangkap dan dipenjarakan
semua serta mengawasih ketat pertemuan-antara toko-toko perjuangan bersama “Aung
San Suu Kyi” secara terbuka maupun tertutup.
Pertemuan terbuka yang di
pidatokan oleh “Aung San Suu Kyi”, dihadiri jutaan rakyat Burma. Pidato ini,
sekaligus menyampaikan kepada dunia bahwa ‘Keinginan Rakyat Burma didengar
Dunia” serta keinginan dari dunia menjadi demokrasi multipartai. Oleh
karenanya, kami ingin menunjukan perjuangan rakyat Burma yang turun temurun
hingga saat ini agar dunia tahu keinginan rakyat Burma. Ia menegaskan
latarbelakang Suu, ia menikah dengan rakyat asing namun, “Rasa cintanya dan Pengapdian kepada Rakyat maupun Negaranya sangat
dasyat”. Serta kami akan meminta pemilu yang bebas (Referendum) bebas, dalam waktu
yang dekat akan terwujud (katanya). Pertemuan atau pidato mimbar bebas itu,
di tayangkan di Tv dunia maupun Tv local Burma. Bahwa dunia telah mengetahui.
Liga Nasional Untuk Demokrasi !
Michael seorang professor di
salah satu University di Oxford
(Suami Suu) mendatangi kedutaan besar Inggris untuk memperbanyak buku
perjuangan yang ditulis oleh istrinya dan memperbanyak (Foto copy) selebaran dari NLD
(National League for Democracy) bertuliskan “Liga Nasional Untuk
Domokrasi”. Itu pun, masih juga di ikuti oleh tentara Burma pro demokrasi atau
para intelejen Negara. Sang suami Suu bekerja keras membangun komunikasi
bersama kedutaan besar Inggris dan mempergunakan mesin cetak maupun foto copy untuk memperbanyak selebaran
“Liga Nasional Untuk Domokrasi” lalu membagikan kepada rakyat Burma serta
melakukan mimbar-mimbar terbuka yang di saksikan langsung mediah dan Tv dunia.
Setelah beberapa hari
kemudian, para intelejen atau mata-mata membawah selebaran tersebut kepada
panglima tentara Jendral. Kemudian, ternyata kerja dari Prof. Michael suami Suu
telah di ketahui oleh tentara dan membatalkan Visa hingga detik itu, serta harus di brangkatkan pagi hari ke oxford. Suu mengkampanyekan pemilu
bebasa (Referendum) di setiap wilayah
Burma dari kota hingga dusun desa, setelah balik Dia dikagetkan dengan kematian
Ibunya. Namun, Suu tidak berhenti sampai disitu, sementara di Tv sedang
menayangkan dokumenter pemakaman bapaknya di layar kaca. Suu tetap yakin pada
perjuangan yang ia tekuni.
Sementar, beberapa hari
berlalu Suu di kagetkan dengan kedatangan tamu di halaman rumah atau
kediamannya, melirik dan melihat ternyata seorang Jendral Nyunt dengan menawarkan
agar Suu meninggalkan kota Burma dan kembali ke oxford, namun Suu bersikeras untuk akan tetap berjuang atau sampai referemdum selesai kata Suu. Karena Suu
begitu keras kepala, Jendral Nyunt
keluar meninggalkan Suu dari rumahnya. Setelah itu, panglima Jendral menekankan
kepada anak buahnya untuk mempertegas tekanan kepada wanita itu “Aung
San Suu Kyi” . Tetapi, Suu masih dalam tahanan rumah selama puluhan
tahun. Setelah beberapa tawaran dari para Jendral Burma, Suu juga masih
bersikeras untuk mempertahankan perjuanganya. Akhirnya Suu di bebaskan dari
tahanan dalam rumah selama 15 tahun Aung San Suu Kyi” di bebaskan pada
tahun 2010.
Maret 1999
Prof. Michael suami Suu
meninggal Dunia di rumah sakit “Churchill
Hospital “ di Oxford pada hari
ulang tahunnya yang ke-53 setelah menjalani penderitaan kanker yang
bertahun-tahun di deritanya. Setelah sang suami membantuh segala bentuk
perjuangan yang dilakukan oleh istrinya “Aung San Suu Kyi”. Saat itu, Aung
San Suu Kyi” sang istri masih berada di Burma Negara asalnya untuk
memperjuangkan kemerdekaan negaranya. Namun, Aung San Suu Kyi” hanya
bisa menahan rasa sakit hati yang paling dalam, serta tangisan air mata yang
tak juga henti.
Rangoon 2007
Akhirnya Suu di bebaskan dari
tahanan dalam rumah selama 15 tahun Aung San Suu Kyi” di bebaskan pada
tahun 2010. Rakyat Burma demonstrasi besar-besaran di depan kediaman “Aung
San Suu Kyi”, hanya membanggakan putri perai Nobel itu. Namun, Amnsti
Internasional Dewan Burma terus memiliki catatan buruk Hak Asasi Manusia (HAM) Dia
dituduh melakukan kekerasan termasuk kepada anak-anak, pembantaian, penyiksaan,
pemerkosaan, dan kerja paksa. Hingga saat ini ada 2.100 tahanan politik, termasuk
wartawan tv. Beberapa rekan mereka telah berani memberikan kontribusi untuk
film ini.
“ Please use you liberty to promote ours” – Gunakan kebebasanmu untuk mendukung kami, Aung San Suu Kyi”. ----------------------
Mesak Pekei – sumber: (Wach Film).
Pembantaian oleh
TNI-POLRI !
Ketidak adilan yang di lakukan oleh Tentara Nasional Indonesia pada 08
Desember 2014 di kota Enarotali ibu kota Paniai, yang mengorbankan delapan (8)
warga sipil tewas lima (5) diantaranya anak sekolah.
Masalah berawal dari Pondok natal yang di buat oleh beberapa anak
sekolah. Akhirnya, kelima anak sekolah menjadi korban tanpa alasan.
“Duka rasa, duka hati yang menikam batin hingga tak tertahankan
tangisan yang berguyuran membasahi bumi cenderawasih. Karena, melihat rakyat
tak bernoda menjadi korban perbudakan tentara nasional indonesia”.
Saya di bunuh oleh mereka tanpa alas an yang jelas. Semuanya ini ini
hanya mau menghabisi kami orang papua. Salam berjuang rakyat papua hingga
menang. Salam dari rakyat tak bernoda.
Aksi di Tanah ini !
Semua kebijakan dan demokrasi tidak bersahabat dengan rakyat kecil.
Rakyat kecil menjadi kaum minoritas di daerahnya sendiri. Aksi dan reaksi yang
dibuat oleh rakyat kecil ini tidak lagi bermanfaat di mata kaum penegak hukum
maupun keadilan di negeri ini.
Aksi mendatangkan pembunuhan, pembantaian, penghinaan, pemerkosaan,
dan penghinaan serta menjadikan sebagai daftar pencarian orang (DPO) yang di
lakukan oleh para tiku-tikus negara yang beroperasi di negeri terhadap rakyat
kecil.
Aksi dan reaksi yang dilakukan di tanah ini hanya membawah malapetaka
bagi kaum kecil, entah kemana sistem keadilan dan demokrasi yang sebenarnya
berguna bagi rakyat. Sedangkan semua reaksi maupun aksi ditutupi oleh kaum
penegak hukum yang ada di negeri ini hanya kejahatan yang melimpah rakyat
kecil.
PEMBANTAIAN YANG MASIH BERLANJUT 2015
1 Mei adalah hari aneksasi
bangsa papua kedalam bingkai nkr secara tidak demokrasi kepada rakyat papua
pada 1962. Aksi demonstran yang di lakukan seantero pulau papua pada 1 Mei 2015
mengorbankan pulahan aktivis dan rakyat sipil menjadi korban pembantaian atas
demonstran itu oleh TNI-POLRI tanpa di pantauan wartawan nasional dan
internasiol. Wartawan lokal papua pun menjadi korban ketika peliputan saat
demonstran. Seakan keadilan maupun demokrasi di papua tidak berguna, secara
tidak kemanusiawi yang tentara razim Jokowi dan Jusuf Kala. Lebih banyak aktivis
dan rakyat sipil di tahan dan dibantai 1 Mei 2015 dari seantero papua. Hal ini
menjadi isu yang tidak bermakna bagi tentara karena kurangnya jurnalis nasional
serta wartawan internasional. Hingga ratus orang di tahan dan dipenjara serta
mengorbankan nyawa hingga tewas. 474 aktivis dan rakyat sipil di tahan dalam
aksi demonstran ini.