Thursday, May 30, 2013 | Posted in aktivis, buku, suara papua
BANDUNG-- Ratusan
pemuda dan mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP,
Rabu (30/5/2013) siang, merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) AMP yang ke-15 tahun,
diselingi dengan seminar dan diskusi sehari yang digelar di Wisma Parahyangan,
Bandung, Jawa Barat.
Adapun tema seminar, “Hak
Menentukan Nasib Sendiri, Solusi Demokratik Bagi Bangsa Papua”, dengan
menghadirkan empat pembicara, yakni, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja
Baptsi Papua (PGBP), Pendeta Socratez Sofyan Yoman, Herman Katmo dari National
Papua Solidarity (NAPAS), Mutiara Ika Pratiwi dari Perempuan Mahardika, dan
Mika Darmawan aktivis lingkungan di Jakarta.
Rinto Kogoya, Ketua Komite Pusat
Pimpinan AMP dalam sambutan memaparkan tentang sejarah berdirinya
organisasi AMP, tujuan didirikan AMP, serta eksistensi AMP di seluruh kota
studi di Jawa dan Bali, termasuk di Jayapura, Papua.
“Peristiwa Biak berdarah di tahun 1997,
dan sejumlah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di tanah Papua
mendorong sejumlah mahasiswa di Jawa dan Bali berkumpul dan mendirikan AMP, dan
masih eksis hingga saat ini,” ujar Kogoya, dalam sambutannya.
Kogoya juga dalam kesempatan tersebut
mengajak mahasiswa-mahasiswi Papua yang ada di berbagai kota studi di Indonesia
untuk terus berjuang agar dapat merebut hak kedalautan bangsa Papua dari
penjajahan pemerintah Indonesia.
Dalam acara HUT AMP ke-15 ini, dihadiri
oleh seluruh ketua-ketua Komite AMP di seluruh Jawa dan Bali, serta beberapa
undangan dari Jayapura, Jakarta, dan beberapa tempat lainnya. (ANCOTEX
TEKEGE)
Sumber:
SuaraPapua.com